Surat terbuka untuk Presiden tercinta Bapak Prabowo Subianto

Nasional — Jangan sampai negri ini ditinggalkan orang pintar

 

Harus mulai dari mana pak?

Dari jaman penjajahan yang membuang, menangkap, mengasingkan atau bahkan membunuh orang orang pintar yang ingin bangsa Indonesia maju.

 

Atau lebih era modern saat ini dimana ada sebuah gerakan anak muda berjudul “pergi aja dulu”. Yang menandakan muaknya masyarakat dengan tidak adanya apresiasi negara terhadap kemampuannya.

 

Atau bahkan yang paling baru, gerakan para guru besar FKUI yang marah pada Mentri kesehatan.

 

Intinya dari gerakan ini, kemarahan pada penguasa dan macetnya komunikasi kepada pemangku kebijakan di Negri ini.

 

Berbeda dari negara besar yang rajin berkolaborasi dengan para ahli disegala bidang, ada masalah di beberapa negara yang hanya memikirkan kekuasaan dan kekayaan.

 

Jangan bermimpi berkolaborasi dengan para ahli seperti yang dilakukan negara besar seperti Amerika, Inggris, China dll kalau kedua unsur ini terus saling bersitegang.

Jangan bermimpi menjadi imperium Britania Raya yang mensupport pelautnya mengarungi dunia walau banyak kegagalan.

Jangan bermimpi menjadi seperti Amerika yang menguasai teknologi yang rela mengeluarkan uang banyak untuk penelitinya.

Jangan bermimpi menjadi China yang mensupport segala macam sumber dayanya untuk produksi masyarakatnya.

Jangan bermimpi menjadi Jepang yang mencari banyak guru bahkan setelah negaranya porak poranda karena kalah perang.

 

Kalau kebuntuan terus terjadi, tidak akan ada inovasi.

 

Para dokter, ahli, anak muda yang marah akan tetap menjalani hidupnya. Tapi tanpa semangat membangun negara karena para pejabat tutup mata dan telinga kepada pendapat mereka.

 

Saya mohon bapak Prabowo Subianto untuk segera bergerak. Bapak seorang patriot.

Bapak pasti tau apa yang terbaik untuk bangsa.

Rangkul orang orang pintar, hargai perjuangan anak muda penerus bangsa.

 

Bawa kembali mimpi bapak, mimpi yang membuat bapak ingin menjadi presiden Republik Indonesia.

 

Politik hanya jalan.

Kepentingan Pribadi hanya pemberhentian sementara.

Kemajuan dan kesejahteraan bangsa tetap menjadi tujuan.

Tujuan bagi para pemimpin yang selalu diagungkan sejarah.

 

Salam

Arifin Nur Cahyono

Aktivis Nasional

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *